
03-12-2025
Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak solusi pemanasan global yang dirancang, salah satunya teknologi hijau. Teknologi hijau adalah pemanfaatan teknologi yang meminimalkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan.
Menariknya, saat ini inovasi teknologi hijau tidak hanya seputar panel surya dan kendaraan listrik. Ingin tahu apa saja inovasinya? Simak informasi selengkapnya pada artikel ini!

Teknologi hijau adalah teknologi yang didesain untuk mendukung penggunaan sumber daya alam secara efisien serta mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan manusia. Teknologi ini juga sering disebut sebagai teknologi berkelanjutan atau teknologi bersih.
Teknologi hijau menggabungkan teknologi dengan sains untuk menciptakan produk dan layanan ramah lingkungan. Salah satu tujuannya adalah untuk memperbaiki kerusakan yang ada serta mendukung regenerasi.
Tidak hanya itu, teknologi ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, melindungi sumber daya alam, serta mengenalkan alternatif yang lebih berkelanjutan.
Statista mencatat bahwa emisi karbon yang dihasilkan dari proses industri serta pembakaran batu bara, minyak bumi, dan gas terus meningkat semenjak tahun 1940. Di tahun 2025, emisi karbon tahunan diprediksi menyentuh angka 38,11 miliar ton metrik.
Itulah mengapa upaya mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan mengimplementasi teknologi hijau, perlu terus didukung untuk mengurangi dampak pemanasan global serta perubahan iklim.
Kemudian, prinsip utama teknologi hijau adalah untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Tidak hanya itu, manusia perlu membatasi dampak lingkungan dengan cara apapun, salah satunya teknologi hijau.
Teknologi hijau mempertimbangkan setiap lini proses, mulai dari tahap pertama hingga masa akhir produk, serta memastikan siklusnya tidak merugikan lingkungan dan manusia.
Baca juga: 7 Produk Teknologi Ramah Lingkungan & Manfaatnya untuk Alam
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teknologi hijau penting untuk mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Selain tujuan tersebut, berikut adalah alasan mengapa teknologi hijau penting:
Adanya polusi air dan udara tentu menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Dengan adanya teknologi hijau, emisi karbon dan polusi air bisa ditekan sehingga bisa meningkatkan kualitas kesehatan manusia.
Pengembangan teknologi hijau berpotensi membuka lapangan kerja, khususnya di bidang teknologi berkelanjutan, energi terbarukan, serta konsultan lingkungan.
Lebih lanjut, penerapan teknologi hijau seperti energi terbarukan juga bisa menekan biaya jangka panjang. Hal ini dikarenakan energi terbarukan bisa memperbaharui dirinya dan akan terus ada, contohnya seperti energi surya dan angin.
Jadi, pemanfaatannya lebih hemat biaya dibandingkan energi fosil yang tak terbarukan dan berpotensi habis di masa depan.
Salah satu tujuan utama teknologi hijau adalah untuk meminimalkan dampak lingkungan dari proses manufaktur atau bahkan aktivitas sehari-hari. Alhasil, Anda bisa berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Penerapan teknologi hijau juga bisa meningkatkan reputasi perusahaan. Anda bisa berinvestasi pada praktik operasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini juga bisa menarik investor dan pelanggan yang memang menaruh perhatian pada isu lingkungan.
Sejarah teknologi dapat dikatakan dimulai sejak era Depresi Besar, yaitu sebuah krisis ekonomi global yang terjadi tahun 1929–1939.
Pada periode ini, Amerika Serikat mengeluarkan peraturan Soil Conservation Act pada tahun 1935 sebagai solusi dari bencana Dust Bowl, sebuah badai debu parah yang diakibatkan praktik agrikultur dan penggunaan alat berat yang buruk.
Peraturan ini mencegah kerusakan waduk, mengendalikan banjir, melindungi kesehatan rakyat, mengurangi pengangguran, dan menjaga navigasi sungai.
Kemudian, konsep perlindungan lingkungan semakin dipatenkan oleh Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 1970 karena masyarakat yang kini semakin sadar akan isu lingkungan setelah Perang Dunia II (1939–1945).
Lalu, evolusi dan inovasi teknologi hijau mulai marak digalakkan di awal tahun 1990-an atas kekhawatiran para ilmuwan terhadap dampak dari pabrik yang ditenagai batu bara.
Semenjak saat itu, banyak pihak mulai melakukan gerakan peduli lingkungan serta banyak peraturan disahkan untuk mendukung perkembangan berkelanjutan. Saat ini, kesadaran publik terhadap isu lingkungan semakin bertumbuh sehingga meningkatkan permintaan teknologi hijau.
Baca juga: Green Energy: Contoh dan Bedanya dengan Energi Terbarukan

Terdapat banyak model teknologi hijau bermunculan untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim, di antaranya:
Limbah menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan jika berbicara tentang polusi. Namun, saat ini, banyak teknologi pengelolaan limbah dikembangkan sehingga memiliki fasilitas daur ulang mutakhir yang bisa mendaur ulang limbah menjadi bahan baku produksi atau sumber energi.
Energi terbarukan kini menjadi salah satu sumber energi alternatif yang terus didorong pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan energi terbarukan menghasilkan sedikit bahkan tidak ada emisi karbon.
Salah satu energi terbarukan yang umum digunakan oleh korporasi dan rumah tangga adalah panel surya. Panel surya memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan energi listrik. Anda pun bisa menggunakannya di atap bangunan atau di area luas khusus panel surya.
Terkait panel surya, Chandra Asri Group sebagai perusahaan solusi kimia, energi, dan infrastruktur ternama di Asia Tenggara menggunakan panel surya dengan kapasitas penggunaan yang meningkat sebesar 82,29%.
Selain itu, anak perusahaan Chandra Asri Group, yaitu Krakatau Chandra Energi melayani pemasangan panel surya dengan metode on grid, off grid, dan hybrid.
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi yang langsung menangkap emisi karbon di udara untuk digunakan kembali atau disimpan untuk pemanfaatan di masa depan. Alhasil, kadar karbon dioksida di atmosfer bisa dikurangi, bahkan dihilangkan.
Green building adalah konsep pembangunan yang mengurangi dampak lingkungan dari proses konstruksi hingga penggunaan bangunan. Misalnya, green building memanfaatkan panel surya, material ramah lingkungan, dan menggunakan teknologi yang dapat menghemat penggunaan energi.
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang sudah menerapkan green building adalah Chandra Asri Group. Gedung Admin Building OPE kami telah melampaui standar untuk operasi bangunan hijau, efisiensi desain, dan efisiensi penggunaan material.
Kendaraan listrik juga menjadi contoh umum dari teknologi hijau. Bahkan, kendaraan listrik sudah menjadi salah satu moda transportasi pilihan di Indonesia.
Banyak mobil, taksi, dan bus yang ditenagai baterai isi ulang sehingga bisa mengurangi emisi karbon dari proses pembakaran bahan bakar fosil. Mengintegrasikan kendaraan listrik dengan panel surya juga bisa menjadi kombinasi teknologi rendah emisi.
Chandra Asri Group pun menerapkan konsep kendaraan listrik pada proses operasionalnya. Kami memiliki dua unit bus listrik untuk armada transportasi serta 61 unit forklift bertenaga listrik.
Demikian informasi tentang teknologi hijau yang bisa dicermati. Teknologi hijau adalah salah satu upaya yang bisa ditegakkan untuk mengurangi dampak buruk emisi karbon dan pemanasan global.
Dengan perkembangan teknologi yang masif, tentunya pelestarian lingkungan akan semakin mudah untuk diterapkan. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan lingkungan!
Baca juga: Energi Baru Terbarukan (EBT): Pengertian dan Indikatornya