
26-11-2025
Pernahkah Anda mendengar tentang scrubber? Scrubber adalah salah satu fasilitas di pabrik yang digunakan untuk mencegah polusi udara. Alhasil, udara menjadi lebih bersih dan emisi gas rumah kaca dapat berkurang.
Artikel ini membahas tentang cara kerja scrubber dan jenis-jenisnya. Jadi, baca artikel ini hingga akhir untuk informasi selengkapnya!

Scrubber adalah alat yang dirancang untuk menghilangkan polutan dari gas buang sehingga bisa mengurangi polusi udara. Umumnya, scrubber bisa ditemukan pada fasilitas yang menghasilkan gas buang, seperti pabrik atau mesin kapal.
Tujuan penggunaan scrubber pabrik lainnya adalah untuk mengurangi efek mengiritasi dari polusi udara serta menghilangkan bau tidak sedap pada udara yang disebabkan oleh polutan. Setelah melewati scrubber, gas buang bisa dilepaskan ke udara dengan aman.
Scrubber udara digunakan di banyak industri, seperti industri kimia dan farmasi, karena cukup versatile. Secara umum, cara kerja scrubber adalah “mencuci” gas dengan cairan khusus.
Lalu, polutan pada gas yang berkontak dengan cairan tersebut akan larut dan mengendap pada cairan. Cairan yang digunakan bisa bersifat organik atau anorganik, tergantung kebutuhan. Bahkan, sejumlah senyawa kimia atau mikroorganisme bisa ditambahkan ke cairan pencuci tersebut agar bisa menetralkan partikel gas yang larut.
Lantas, polutan seperti apa yang perlu dibersihkan dari gas buang? Scrubber digunakan untuk menghilangkan sulfur dioksida, hidrogen sulfida, ammonia, gas klorin, nitrogen dioksida, volatile organic compounds (VOCs), asam sulfat, dan lain-lain.
Setiap fasilitas scrubber biasanya telah dirancang khusus untuk menghilangkan polutan tertentu sehingga bisa membersihkan gas buang dengan efektif.
Baca juga: 8 Cara Mengurangi Emisi Karbon untuk Cegah Perubahan Iklim
Terdapat dua jenis utama scrubber yang sering dipakai di industri, yaitu scrubber kering dan scrubber basah. Scrubber kering menggunakan media padat untuk menghilangkan polutan, sedangkan scrubber basah menggunakan cairan khusus.
Penggunaannya pun tergantung keperluan perusahaan, tingkat efisiensi yang diinginkan, jenis polutan, batasan penggunaan air, dan regulasi lingkungan yang berlaku. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya terkait jenis scrubber:
Scrubber kering menggunakan zat penyerap kering untuk menghilangkan polutan. Zat yang digunakan biasanya berupa serbuk kering atau kapur. Ketika zat penyerap dimasukkan ke dalam sistem pembuangan gas, zat akan berkontak dengan polutan dan menimbulkan reaksi kimia.
Hasil dari reaksi kimia beserta zat penyerap sisa kemudian dikumpulkan oleh perangkat kontrol. Kemudian, bahan tersebut akan dibuang secara aman atau didaur ulang sesuai dengan regulasi perusahaan.
Scrubber basah menggunakan cairan khusus untuk membersihkan polutan pada gas buang. Scrubber basah dibagi menjadi tiga kategori tambahan, yaitu open-loop, closed-loop, dan hybrid.
Closed-loop scrubber biasanya menggunakan air bersih yang dicampur dengan zat kimia untuk membersihkan gas buang. Ketika polutan melewati air ini, reaksi kimia akan timbul. Misalnya, ketika sulfur oksida bereaksi dengan media pembersih, akan terbentuk asam sulfat.
Asam sulfat ini kemudian akan dinetralkan oleh sifat basa dari air berzat kimia ini. Air dari proses pembersihan ini akan didaur ulang. Ketika akan dibuang, air harus diolah kembali agar ramah lingkungan.
Open-loop scrubber adalah fasilitas yang menggunakan air laut untuk menyerap polutan dari gas buang serta menetralkannya. Cara kerja open-loop scrubber adalah gas buang akan masuk ke sistem pembersihkan dan berkontak langsung dengan air laut.
Sama seperti closed-loop, asam sulfat akan terbentuk dari kontak sulfur oksida dengan air laut. Asam sulfat akan dinetralkan dengan air laut. Lalu, air bekas pembersihan akan diolah oleh scrubber hingga akhirnya bisa dibuang ke laut.
Namun, air bekas ini harus sudah memenuhi syarat MEPC 184(59), sebuah regulasi dari International Marine Organization yang mengatur pembuangan wash water. Beberapa hal yang diatur adalah pH air, kekeruhan air, serta PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik).
Hybrid scrubber adalah fasilitas pembersih yang bisa menggunakan kedua metode di atas. Fleksibilitas ini membuatnya lebih praktis digunakan ketika pabrik hanya memiliki pasokan air bersih atau air laut pada periode tertentu.
Selain ketiga jenis tersebut, terdapat pula jenis scrubber basah lainnya, yaitu Venturi scrubber. Scrubber ini menggunakan cairan, biasanya air, untuk menangkap polutan.
Cara kerjanya adalah gas buang akan masuk ke fasilitas scrubber. Lalu, air masuk dan teratomisasi menjadi tetesan kecil berkat turbulensi di dalam fasilitas. Kemudian, kecepatan dari gas buang akan berkurang dan tetesan air akan memerangkap lebih banyak polutan. Setelah itu, gas yang sudah dibersihkan akan dipisahkan dengan cairan pembersih.
Baca juga: 7 Solusi Pemanasan Global untuk Tekan Perubahan Iklim

Scrubber adalah fasilitas pembersih gas buang yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. Adapun manfaat utama scrubber adalah sebagai berikut:
Itulah informasi tentang scrubber yang bisa Anda pelajari. Scrubber adalah salah satu fasilitas yang bermanfaat untuk mengurangi polutan di udara dan membuat kualitas udara lebih bersih. Tidak hanya itu, keberadaan scrubber juga bisa menjadi bentuk tanggung jawab industri terhadap lingkungan.
Terkait tanggung jawab industri terhadap lingkungan, Chandra Asri Group sebagai perusahaan solusi kimia, energi, dan infrastruktur terdepan di Asia Tenggara melakukan sejumlah upaya agar tetap bisa mengikuti regulasi lingkungan yang ada.
Salah satunya adalah kerangka kerja RESPONSIBLE yang menjadi acuan untuk berbagai keputusan strategis, menciptakan dampak positif melalui praktik bertanggung jawab, serta memastikan kesuksesan bisnis selaras dengan pengelolaan lingkungan.
Terkait emisi, Chandra Asri Group senantiasa memantau dan mengelola kadar emisi agar sesuai dengan batas yang ditetapkan.
Beberapa inisiatif yang dilakukan adalah melakukan program efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, menggunakan pembakar rendah nitrogen oksida, memantau kadar nitrogen oksida dengan Sistem Pemantauan Emisi Berkelanjutan, dan masih banyak lagi.
Kami juga memerhatikan pembuangan air limbah, mengelola sumber daya air dengan efisien, menerapkan pendekatan 4R (reduce, reuse, recycle, dan recovery), serta menghargai keanekaragaman hayati.
Baca juga: Net Zero Emissions: Solusi Global untuk Lestarikan Bumi