12-06-2025
Dalam memproduksi hasil olahan minyak bumi, serangkaian proses perlu dilakukan, salah satunya distilasi bertingkat minyak bumi. Proses distilasi kemudian akan menghasilkan fraksi minyak bumi.
Lantas, apa itu fraksi minyak bumi? Artikel ini membahas fraksi dalam distilasi minyak bumi beserta urutannya, jadi simak hingga akhir!
Sebelum membahas fraksi minyak bumi, mari berkenalan dengan “pemeran utama” proses distilasi fraksional, yaitu minyak mentah. Minyak mentah adalah minyak berwarna hitam pekat yang terbentuk secara alami di Bumi.
Minyak mentah terbuat dari hidrokarbon organik dengan struktur rumit yang berasal dari fosil makhluk hidup dari jutaan tahun yang lalu. Untuk bisa mendapatkan minyak bumi, Anda perlu melakukan pengeboran sumur di darat maupun laut.
Menurut Our World in Data, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dalam produksi minyak dunia, dengan 9.620 TWh, kemudian disusul Arab Saudi dengan 6.813 TWh.
Sementara itu, berdasarkan data dari Statista, permintaan minyak mentah di tahun 2024 telah mencapai 103,75 juta barel per hari dan diprediksi akan meningkat di tahun 2025.
Minyak mentah yang telah diekstraksi dari bawah tanah akan diproses menjadi produk petrokimia dan industri lainnya, misalnya plastik dan karet.
Baca juga: Apa Itu Hidrokarbon Aromatik? Ini Sifat, Jenis, & Reaksinya
Untuk dapat menjadi fraksi minyak bumi, minyak mentah akan melewati salah satu proses terpenting, yaitu distilasi fraksional yang terjadi di kolom fraksionasi atau menara distilasi.
Distilasi fraksional adalah proses pemisahan campuran zat pada minyak bumi di titik didih tertentu sehingga dapat menghasilkan distilat. Distilat inilah yang kemudian digunakan oleh konsumen sebagai produk akhir atau industri sebagai bahan baku produk komersial.
Proses distilasi juga memisahkan komponen hidrokarbon minyak mentah hingga dapat menjadi fraksi minyak bumi. Fraksi minyak bumi adalah kategori komponen hidrokarbon yang memiliki titik didih yang berbeda-beda.
Lebih lanjut, berikut ini adalah tahapan proses pemisahan minyak bumi agar dapat menjadi fraksi minyak bumi:
Baca juga: Karet Sintetis: Definisi, Jenis & Bedanya dengan Karet Alami
Komponen minyak bumi yang terdistilasi akan membentuk fraksi minyak bumi. Fraksi paling ringan adalah zat yang terlalu mudah menguap untuk dapat terkondensasi, sedangkan fraksi paling berat adalah residu yang terlalu padat untuk bisa menguap ke menara distilasi. Adapun urutan fraksi minyak bumi adalah sebagai berikut:
Gas alami adalah distilat paling ringan yang terbentuk di sisi paling atas menara distilasi, yang mana adalah area paling dingin. Contoh gas alami adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10) yang kerap digunakan untuk membuat LPG.
Gas alami memiliki jumlah atom karbon 1–4 atom per molekul dengan titik didih di bawah 20 derajat Celsius. Kegunaan gas alami selain menjadi LPG adalah sebagai bahan baku korek gas, bahan bakar untuk pemanas, dan untuk membuat senyawa lainnya, seperti etena, karbon disulfida, dan karbon tetraklorida.
Ligroin dan petroleum eter memiliki jumlah atom karbon 5–7 atom per molekul dengan titik didih antara 20–120 derajat Celsius. Umumnya, fraksi ini digunakan untuk membuat pelarut organik.
Bensin atau gasoline adalah fraksi minyak bumi dengan jumlah atom 5–12 per molekul dan memiliki titik didih 40–205 derajat Celsius. Bensin kerap digunakan untuk bahan bakar kendaraan, pemanas, pemantik api, serta menjadi pelarut untuk cat dan pelumas.
Bensin termasuk distilat menengah dan diklasifikasikan sebagai bahan bakar minyak. Fraksi ini terbentuk di area tengah menara distilasi.
Kerosene, atau minyak tanah, atau parafin juga termasuk distilat menengah yang terbentuk di area tengah menara distilasi. Kerosene memiliki 12–18 atom karbon per molekul dengan titik didih antara 175–325 derajat Celsius.
Kegunaan kerosene adalah untuk bahan baku pemanas, pemantik api, bahan bakar mesin jet, dan bahan bakar traktor. Tidak hanya itu, kerosene juga digunakan sebagai pelarut.
Kedua fraksi ini juga terbentuk di area tengah menara distilasi. Minyak gas dan diesel memiliki 12–25 atom karbon per molekul dan titik didih 275–400 derajat Celsius. Minyak gas dan diesel kerap digunakan untuk pemanas, bahan bakar alternatif, bahan bakar mesin diesel, dan bahan baku pada proses cracking.
Oli pelumas, vaseline, dan lilin memiliki lebih dari 20 atom karbon per molekul dan titik didih lebih dari 400 derajat Celsius. Kegunaan fraksi ini adalah untuk pelumas, obat, bahan baku lilin komersial, pelapis antiair, dan salep.
Fraksi ini termasuk distilat rendah yang terbentuk di bawah menara distilasi. Produk ini memiliki tingkat kepadatan dan titik didih yang tinggi. Fraksi ini juga tidak digunakan sebagai bahan bakar, melainkan sebagai pelumas.
Selain ketiga produk tersebut, distilat rendah juga termasuk marine gas oil (MGO), heavy fuel oil (HFO), marine diesel oil (MDO), intermediate fuel oil (IFO), dan marine fuel oil (MFO).
Aspal dan bitumen termasuk residu yang terbentuk di menara distilasi paling bawah. Perlu diketahui bahwa semakin ke atas area menara distilasi, semakin dingin suhunya, dan begitu pula sebaliknya. Artinya, residu terbentuk di area menara paling panas dan terlalu padat untuk bisa menguap ke area menara yang lebih tinggi.
Aspal dan bitumen memiliki lebih dari 40 atom karbon dan titik didih lebih dari 400 derajat Celsius. Kegunaan aspal dan bitumen adalah untuk melapisi jalan.
Itulah informasi tentang fraksi minyak bumi dan proses distilasi minyak bumi yang dapat menjadi pengetahuan bagi Anda. Minyak bumi menyediakan beragam manfaat, khususnya dalam menjadi bahan baku dan kimia industri.
Untuk menyediakan bahan kimia industri yang berkualitas, Chandra Asri Group sebagai perusahaan solusi kimia terdepan di Asia Tenggara memastikan setiap prosesnya dilalui dengan teliti dan terstandardisasi.
Alhasil, Chandra Asri Group dapat menyajikan bahan-bahan kimia, seperti olefin, butadiena, dan lain sebagainya untuk keperluan industri. Jadi, jangan salah pilih dan percayakan keperluan bahan kimia industri Anda pada Chandra Asri Group!
Baca juga: Mengenal Polyethylene, Bahan Baku Plastik yang Fleksibel