20-01-2025
Dalam perekonomian global, industri petrokimia memiliki peran penting, seperti mendukung produksi karet, plastik, tekstil, kosmetik, dan lain sebagainya. Industri petrokimia mengolah gas alam dan minyak bumi agar bisa menghasilkan bahan baku untuk sektor-sektor tersebut.
Lantas, apa itu petrokimia? Artikel ini membahas seluk-beluk petrokimia serta produk-produk yang dihasilkan. Jadi, simak informasi selengkapnya berikut ini!
Petrokimia atau petrochemical adalah senyawa kimia yang didapatkan dari gas alam atau minyak bumi. Petrokimia kemudian digunakan untuk memproduksi bahan sintetis, karet, plastik, pelarut, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, petrokimia adalah senyawa yang dihasilkan dari proses perengkahan atau pemecahan molekul hidrokarbon menjadi molekul yang lebih kecil.
Petrokimia mulai dikenal di awal abad ke-20 ketika para ilmuwan bereksperimen agar bisa mengubah minyak bumi menjadi produk dengan nilai guna. Industri ini kemudian berkembang di Amerika Serikat di tahun 1920-an dengan mulai munculnya perusahaan petrokimia, seperti Standard Oil Company dan DuPont.
Di dekade selanjutnya, industri petrokimia semakin tersebar ke seluruh dunia dan memainkan peranan penting dalam perekonomian global. Perkembangannya pun semakin pesat selama Perang Dunia II berkat meningkatnya permintaan bahan baku kimia untuk keperluan militer.
Hingga saat ini, industri petrokimia telah berkontribusi dalam segala sektor hingga kebutuhan sehari-hari, seperti kosmetik, bahan bakar, plastik, dan lain-lain.
Kini, Anda telah mengetahui apa itu petrokimia. Namun, mengapa petrokimia penting? Petrokimia telah menjadi salah satu sektor penting di dunia berkat perannya di berbagai macam industri.
Terlebih lagi, hampir seluruh produk plastik terbuat dari minyak bumi dan gas alam. Anda mungkin menjumpai bahan-bahan, seperti etilen, propilen, benzena, metanol, dan toluene di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, petrokimia juga memiliki berbagai macam manfaat, di antaranya:
Baca juga: Peningkatan Rating ESG Chandra Asri Group
Sebagian besar petrokimia dibuat dari minyak bumi dan gas alam serta sisanya terbuat dari biomassa dan batu bara. Bahan-bahan tersebut diolah di pabrik petrokimia yang kemudian dimanfaatkan untuk proses dan pembuatan produk lainnya.
Proses pembuatan produk petrokimia membutuhkan banyak energi dan melibatkan fase distilasi (memisahkan hidrokarbon dari minyak bumi). Hidrokarbon kemudian dikirimkan ke bagian pabrik lainnya untuk diubah menjadi bahan baku kimia. Bagian pabrik ini disebut crackers.
Bahan baku kimia adalah bahan mentah yang digunakan pada proses manufaktur sebagai bahan dasar. Bahan baku kimia utama adalah olefin, metanol, dan aromatik. Ketiga bahan baku itu merupakan bahan dasar pembuatan produk-produk, seperti kertas, plastik, perekat, dan lain-lain.
Bahan baku kimia utama juga memiliki turunan, seperti vinyl acetate dan ethylene glycol, yang digunakan pada pembuatan cat dan serat pakaian berbahan poliester.
Jika diurutkan, proses petrokimia dari bahan mentah hingga menjadi produk akhir serta bentuk-bentuk bahannya adalah sebagai berikut:
Baca juga: Chandra Asri Group Dukung WJC Unpad 2024 Sebagai Komitmen untuk Konservasi Lingkungan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, industri petrokimia menghasilkan berbagai macam bahan kimia untuk keperluan-keperluan industri lain. Berikut ini adalah beberapa produk yang dihasilkan:
Olefin adalah bahan kimia yang ditemukan pada polypropylene (PP) dan kerap digunakan untuk membuat berbagai macam produk plastik, seperti kantong plastik, wadah plastik, tali plastik, dan lain-lain.
Aromatik, seperti benzena dan paraxylene, adalah bahan kimia yang kerap ditemukan pada nilon dan plastik. Anda dapat menemukan aromatik di produk sehari-hari, seperti cat, detergen, botol plastik, kosmetik, dan lain sebagainya.
Agrochemical adalah produk yang memiliki beberapa varian, seperti Tenac Sticker dan TB-192. Tenac Sticker adalah bahan yang berfungsi untuk merekatkan larutan pestisida agar semakin efektif. Kemudian, TB-192 digunakan untuk menutup goresan pada pohon karet saat proses penyadapan.
Petroleum coke adalah produk petrokimia yang digunakan pada proses pengolahan aluminium dan peleburan timah. Bahan ini memiliki kadar karbon yang tinggi serta kadar ash yang rendah sehingga dapat digunakan untuk peleburan besi, produksi semen, dan pembangkit listrik.
Bitumen adalah produk petrokimia yang digunakan untuk membuat aspal. Aspal kemudian digunakan untuk melapisi jalan, melapisi tanggul, menjadi bahan isolasi, dan menjadi bahan campuran briket batu bara.
Solvent adalah produk yang memiliki beragam jenis, seperti LAWS 2&5 serta SBP-XX 2. LAWS 2&5 umumnya digunakan untuk bahan pernis, cat, pestisida, dan percetakan. Sementara itu, SBP-XX 2 digunakan untuk memproduksi karet, ban kendaraan, dan perekat.
Processing Oil seperti Paraffinic Oil 60 dan 65 serta Minarex–B kerap digunakan untuk mendukung produksi sepatu, karet, ban, dan lain-lain.
Demikian informasi tentang apa itu petrokimia, produk-produknya, serta proses pembuatannya. Dapat disimpulkan bahwa petrokimia menjadi salah satu industri dan bahan yang sangat dibutuhkan untuk memproduksi berbagai macam produk.
Salah satu perusahaan petrokimia di Indonesia yang turut menyediakan bahan baku kimia adalah Chandra Asri Group. Chandra Asri Group mengoperasikan naphtha cracker pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk memproduksi bahan baku utama, seperti olefin, stirena monomer, poliolefin, dan butadiena.
Di tahun 2024, Chandra Asri Group bertransformasi menjadi perusahaan solusi infrastruktur, kimia, dan energi terkemuka di Asia Tenggara. Hingga saat ini, Chandra Asri Group melayani bisnis manufaktur, petrokimia, perdagangan bahan kimia, karet sintetis, dan pengelolaan aset-aset infrastruktur.
Baca juga: Chandra Asri Group Akuisisi Armada Kapal untuk Perkuat Keandalan Pasokan