Logo Chandra Asri
epc adalah

23-12-2025

Mengenal EPC (Engineering Procurement Construction) untuk Bisnis

Tahukah Anda tentang Engineering Procurement Construction (EPC)? EPC adalah istilah dalam pembangunan infrastruktur industri yang mencakup perencanaan, pengadaan, dan konstruksi. 

Artikel ini membahas tentang EPC dan perannya dalam industri dan manufaktur. Jadi, baca artikel ini hingga akhir untuk mempelajari informasi selengkapnya!

Apa Itu EPC?

Apa Itu EPC

Engineering Procurement Construction atau EPC adalah sebuah kontrak yang memberikan tanggung jawab kepada kontraktor atau perusahaan EPC untuk menyelesaikan sebuah proyek dari awal hingga selesai. 

Tanggung jawab utama sebuah perusahaan EPC adalah rekayasa (engineering), pengadaan (procurement), dan konstruksi (construction). Biasanya, EPC diimplementasikan pada proyek infrastruktur besar, seperti kilang minyak dan pembangkit listrik

Keuntungan menggunakan model EPC adalah efisiensi koordinasi, waktu, dan biaya, karena sebuah proyek besar hanya dikerjakan oleh satu kontraktor. Hal ini juga yang membedakan proyek EPC dengan proyek lainnya, di mana biasanya proyek biasa dikelola oleh berbagai kontraktor secara terpisah. 

Baca juga: Mengenal Green Building, Fungsi, Manfaat, dan Contohnya

Tahapan EPC

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, EPC terdiri dari tiga tahapan, yaitu engineering, procurement, dan construction. Adapun penjelasan masing-masing tahapan EPC adalah sebagai berikut:

1. Engineering

Engineering atau rekayasa adalah tahapan di mana perusahaan atau kontraktor EPC akan melakukan pengujian kelayakan. Hal ini untuk memastikan bahwa proyek dapat dijalankan dengan baik. 

Kontraktor perlu menyusun rencana teknik yang matang dan mendalam serta menganalisis logistik, finansial, dan teknis sehingga proyek berjalan dengan lancar. Dalam tahapan ini, berbagai tim ahli perencanaan akan dikerahkan sehingga segala aspek engineering dapat dipertimbangkan. 

Pada tahap ini, tim ahli juga harus memastikan bahwa proyek yang akan dijalankan mematuhi regulasi daerah atau nasional yang berlaku. Teknologi yang akan dipakai nantinya pun harus dirumuskan dari awal sehingga siap sedia. 

2. Procurement

Ketika tahap engineering selesai, misalnya perencanaan dan desain sudah difinalisasi, perusahaan EPC akan melakukan pengadaan peralatan serta material. Proses pemilihan vendor dan negosiasinya pun dilakukan oleh kontraktor EPC.

Beberapa hal yang dilakukan perusahaan EPC adalah mengevaluasi berbagai vendor berdasarkan biaya, waktu pengiriman, serta kualitas produk dan layanan; memilih subkontraktor untuk pekerjaan khusus; serta memastikan rantai pasok berjalan sesuai dengan linimasa agar tidak mengganggu proses pembangunan infrastruktur. 

3. Construction

Setelah kedua tahap di atas selesai, proyek EPC bisa dijalankan sesuai dengan rencana. Tim EPC bertanggung jawab untuk melakukan semua pekerjaan konstruksi sekaligus memantau keseluruhan prosesnya. 

Kontraktor EPC juga bertanggung jawab atas pengimplementasian kebijakan K3 sehingga risiko kecelakaan kerja dapat ditekan. 

Karakteristik Proyek EPC

Karakteristik Proyek EPC

Tidak seperti proyek pembangunan infrastruktur lainnya, proyek EPC memiliki sejumlah karakteristik yang unik, di antaranya:

1. Memberikan Jaminan Kerja kepada Pemilik Proyek

Kontraktor EPC bertanggung jawab untuk memberikan jaminan bahwa infrastruktur yang dibangun akan sesuai dengan rencana, sesuai dengan anggaran, dapat diselesaikan sesuai linimasa yang ada, serta memenuhi kebutuhan pemilik proyek. 

2. Proyek Berskala Besar

Proyek yang dikerjakan oleh perusahaan EPC adalah proyek berskala besar, misalnya infrastruktur pembangkit listrik, pabrik, atau kilang minyak. Karena skalanya yang besar, diperlukan koordinasi yang tepat dan terintegrasi antara berbagai pihak serta disiplin ilmu. 

3. Disebut sebagai LSTK

Karena kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya pada proses pembangunan, proyek EPC juga kerap disebut sebagai Lump Sum Turnkey (LSTK). 

LSTK adalah kontrak untuk proyek di mana kontraktor menyepakati perjanjian bahwa mereka akan menyelesaikan proyek dengan harga yang telah ditetapkan.

4. Memiliki Tanggung Jawab Tunggal

Kontraktor EPC bertanggung jawab atas semua tahapan dan proses infrastruktur. Alhasil, prosesnya menjadi lebih sederhana dan dikoordinasikan dengan baik.

Baca juga: Infrastruktur Berkelanjutan: Definisi, Dimensi, & Manfaatnya

Manfaat EPC

Proyek EPC memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan yang hendak membangun fasilitas, di antaranya:

1. Proyek Selesai Lebih Cepat 

Keuntungan proyek EPC adalah dapat selesai lebih cepat berkat tiga tahapan besar di atas. Proyek EPC juga dikelola sendiri oleh satu kontraktor utama sehingga koordinasinya lebih mudah. Alhasil, proyek bisa selesai tepat waktu. 

2. Biaya Lebih Terkendali

Karena dikelola oleh satu kontraktor utama, biaya jadi lebih terkendali. Hal ini juga disebabkan oleh perencanaan matang di tahap engineering yang merumuskan kebutuhan serta linimasa pembangunan. 

3. Pengelolaan Risiko yang Lebih Efektif

Terdapat sejumlah risiko yang umum terjadi pada proyek konstruksi, seperti pembengkakan biaya, keterlambatan, perubahan desain di tengah pembangunan, atau kecelakaan kerja tinggi. 

Dengan model EPC, kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap proses pembangunan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi potensi konflik serta risiko yang disebutkan di atas. 

4. Kualitasnya Terjamin

Tidak hanya selesai lebih cepat, kualitas pembangunan proyek ini pun terjamin. Hal ini dikarenakan setiap proses dipantau ketat dan harus mengikuti standar yang sudah dirumuskan. 

Contoh Penerapan Proyek EPC 

Terkait proyek EPC, Chandra Asri Group sebagai perusahaan solusi kimia, infrastruktur, dan energi terkemuka di Asia Tenggara dan #YourGrowthPartner beberapa kali menandatangani kontrak EPC dengan sejumlah perusahaan. 

Misalnya, Chandra Asri Group menandatangani kontrak EPC dengan PT Inti Karya Persada Tehnik untuk meningkatkan kapasitas pabrik B1 dan MTBE hingga lebih dari 25%. 

Tidak hanya itu, perusahaan kami juga menandatangani kontrak EPC dengan Toyo Engineering Corporation untuk membangun fasilitas naphtha cracker sehingga dapat meningkat sebesar 43%.

Kontrak EPC Chandra Asri Group juga berlanjut untuk pengembangan pabrik butadiena hingga 37% (bersama Toyo Engineering Korea Limited dan PT Inti Karya Persada Tehnik) melalui entitas PT Petrokimia Butadiene Indonesia dan pembangunan pabrik polietilena berkapasitas 400 KTA (bersama Toyo Engineering Group). 

Demikian informasi tentang EPC yang bisa dicermati. EPC adalah salah satu kunci pembangunan infrastruktur skala besar yang memberikan sejumlah keuntungan bagi perusahaan, seperti minim risiko serta lebih efisien biaya. 

Jadi, perusahaan yang hendak membangun fasilitas operasional skala besar dapat mempertimbangkan Engineering Procurement Construction

Baca juga: Apa Itu Safety Induction, Mengapa Penting & Cara Melakukannya