Logo Chandra Asri
energi fosil adalah

20-10-2025

Mengenal Energi Fosil, Proses Terbentuknya, dan Kelebihannya

Salah satu hasil olahan minyak bumi yang banyak digunakan oleh manusia adalah energi fosil. Energi fosil adalah energi yang berasal dari gas alam, batubara, atau minyak bumi. Untuk mengetahui seluk-beluk energi fosil, simak artikel ini hingga akhir!

Apa Itu Energi Fosil?

Energi fosil adalah sumber energi yang berasal dari sisa makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia, yang mengeras di lapisan Bumi selama jutaan tahun. Senyawa organik pada makhluk hidup ini akan terurai dalam waktu yang panjang sehingga menjadi material yang kaya akan hidrokarbon

Biasanya, hewan akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam, sedangkan tumbuhan menjadi batubara. Energi fosil ini diekstraksi melalui proses pengeboran di lahan terbuka atau lepas pantai. 

Energi fosil adalah salah satu sumber energi penting karena ketika dibakar, Anda bisa mengoperasikan mesin, kendaraan, dan memasok listrik bagi kehidupan umat manusia. 

Apa Itu Energi Fosil

Our World in Data mencatat bahwa konsumsi bahan bakar fosil global terus meningkat. Di tahun 2024, konsumsi gas alam menyentuh angka 41.278 TWh, minyak bumi sebesar 55.292 TWh, dan batubara sebesar 45.851 TWh. Negara dengan konsumsi energi fosil terbanyak adalah Amerika Serikat, yaitu 61.277 kWh.

Energi Fosil

Baca juga: Apa Itu Nafta Minyak Bumi? Ini Karakteristik dan Fungsinya

Proses Pembentukan Energi Fosil

Proses Pembentukan Energi Fosil

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, energi fosil adalah sumber energi yang berasal dari sisa makhluk hidup yang terkubur di lapisan Bumi selama jutaan tahun. Lantas, bagaimana proses terbentuknya energi fosil dari sisa-sisa makhluk hidup tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Pengendapan Organik

Makhluk yang sudah mati akan terkubur oleh lumpur, mineral, dan pasir sehingga mengalami penguraian anaerobik (pembusukan tanpa oksigen). Di tahap ini, bakteri dan mikroorganisme anaerob akan mulai menguraikan bangkai hewan dan tumbuhan. 

2. Terciptanya Kerogen

Hewan atau tumbuhan yang terkubur dalam lapisan Bumi akan mengalami perubahan kimia akibat tekanan dan panas yang terjadi selama jutaan tahun. Perubahan tersebut mengubah sisa makhluk menjadi kerogen. Kerogen adalah material organik yang ditemukan pada batuan.  Kerogen inilah yang menjadi awal dari energi fosil. 

3. Perubahan Kerogen Menjadi Energi Fosil

Kerogen yang terus terkena panas dan tekanan di Bumi selama jutaan tahun akan berubah menjadi hidrokarbon gas atau cair. Pada suhu 60–120 derajat Celsius, kerogen akan berubah menjadi minyak bumi. 

Lalu, ketika suhu terus meningkat hingga lebih dari 150 derajat Celsius, kerogen akan berubah menjadi gas alam. Di sisi lain, batubara akan terbentuk dari tumbuhan yang membatu. 

Tumbuhan yang terkubur selama jutaan tahun akan berubah menjadi gambut, lalu lignit (mineral lembut berwarna cokelat tua yang mudah terbakar), dan menjadi batubara bituminus (batubara yang memiliki nilai kalor tertinggi).

Kelebihan Energi Fosil

Kelebihan Energi Fosil

Energi fosil memiliki peran penting di kehidupan manusia, khususnya sebagai sumber energi. Adapun kelebihan energi fosil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Kapasitas Energi yang Tinggi

Energi fosil dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar berkat densitas energi yang sangat tinggi. Alhasil, Anda bisa memanfaatkannya untuk berbagai keperluan, seperti bahan bakar rumah tangga, pembangkit listrik, dan bahan bakar kendaraan. 

2. Tersedia dalam Jumlah Besar

Energi fosil yang terdiri dari minyak bumi, batubara, dan gas alam tersedia di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan, saat ini teknologi ekstraksi energi fosil sudah semakin canggih sehingga prosesnya lebih efisien. 

3. Penggunaan yang Bervariasi

Energi ini tidak hanya berguna untuk bahan bakar, tetapi juga untuk sektor industri, seperti produksi plastik, dan bahan bakar mesin pabrik. Hal ini menunjukkan bahwa energi fosil memiliki penggunaan yang luas serta dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dunia. 

4. Infrastruktur yang Memadai

Manusia tentunya terus mengembangkan infrastruktur untuk mengekstraksi, mengolah, dan mentransportasikan bahan bakar fosil. Infrastruktur energi fosil termasuk pembangkit listrik, kapal distribusi minyak bumi, jaringan pipa, dan kilang minyak. Infrastruktur yang memadai tentu membuat proses pengolahan energi fosil semakin efisien. 

Baca juga: 7 Manfaat Gas Bumi untuk Rumah Tangga & Industri, Apa Saja?

Kekurangan Energi Fosil

Kekurangan Energi Fosil

Meski memiliki kelebihan dan manfaat bagi umat manusia, energi fosil juga memiliki sejumlah kekurangan, di antaranya:

1. Termasuk Sumber Daya yang Sulit Diperbarui

Meski jumlahnya melimpah, energi fosil masih termasuk sumber energi tak terbarukan. Artinya, sumber energi ini bisa saja habis sewaktu-waktu dan sulit untuk dipulihkan (membutuhkan jutaan tahun untuk membentuk fosil kembali). 

Hal ini tentu mengharuskan umat manusia untuk segera menemukan energi alternatif yang bisa menggantikan energi fosil jika punah nantinya. 

2. Potensi Keamanan Energi

Energi fosil adalah jenis energi yang sangat mudah terbakar sehingga proses pengolahannya harus dipantau ketat dan mengikuti standar yang sudah ditetapkan. Ledakan akibat kesalahan pengolahan energi fosil tidak hanya berpotensi merusak alam, tetapi juga keamanan pekerja. 

Selain itu, ketergantungan pada impor energi fosil juga berpotensi menjadi sumber konflik geografis dan politik. Harga minyak bumi juga sangat terpengaruh dengan kondisi geopolitik negara-negara besar. 

Misalnya, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Energy Economics menunjukkan bahwa peningkatan hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta meningkatnya risiko geopolitik kedua negara ini menyebabkan kenaikan harga minyak bumi global. 

3. Perubahan Iklim

Proses pembakaran energi fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti nitrogen oksida, karbon dioksida, dan metana. Emisi ini dapat menahan panas Bumi di atmosfer dan berujung pada pemanasan global serta perubahan iklim. Pemanasan global yang tidak segera ditangani dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. 

Itulah informasi tentang energi fosil yang bisa dicermati. Energi fosil memang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Namun, energi fosil harus digunakan secara bijak dan diselingi dengan pemanfaatan energi terbarukan agar pasokannya terus terjaga. 

Kemudian, proses pembakaran energi fosil juga berdampak pada pemanasan global berkat emisi karbon yang dihasilkan. Artinya, solusi pemanasan global harus dilakukan untuk menjaga kondisi Bumi. 

Terkait solusi pemanasan global, Chandra Asri Group sebagai perusahaan solusi kimia, energi, dan infrastruktur memiliki serangkaian program untuk mengurangi pemburukan dampak pemanasan global, seperti:

  • Mendukung Net Zero Emission dengan Strategi ABCD (AbateBalanceControl, dan Decarbonized). 
  • Menggunakan green technology, seperti forklift dan bus listrik. 
  • Menggunakan Enclosed Ground Flare yang dapat menghilangkan kebisingan, asap, emisi cahaya, dan panas. 
  • Menggerakkan inisiatif pengelolaan emisi agar tetap pada batas yang ditetapkan.
  • Dan program-program lainnya. 

Baca juga: Apa Itu Refinery dan Mengapa Penting untuk Industri Migas?