
25-12-2025
Kapal adalah salah satu moda transportasi yang kerap dipilih oleh perusahaan, eksportir, atau importir. Beberapa jenisnya adalah kapal tanker, kapal tongkang, dan kapal kontainer.
Untuk pengiriman barang dalam jumlah besar, kapal kontainer bisa menjadi pilihan. Lantas, apa saja jenis-jenis kapal pengangkut kontainer? Simak artikel ini hingga akhir untuk menemukan informasi selengkapnya!
Kapal kontainer adalah jenis kapal yang dapat mengangkut barang dan penumpang. Biasanya, kapal ini mengirimkan barang lintas benua atau lintas daratan. Layaknya kapal-kapal lainnya, kapal kontainer harus dirancang sesuai standar ISO. Kapal ini memiliki beragam ukuran terstandardisasi, dengan yang paling umum adalah ukuran 20 kaki dan 40 kaki.
Karena menggunakan kontainer, pengiriman barang dapat dijalankan secara multimodal. Artinya, kontainer dapat dipindahkan dari kapal ke truk pengangkut atau kereta kargo ketika sudah sampai di daratan.
Hal ini tentu dapat mendukung kelancaran pengiriman jalur laut karena transportasi laut adalah tulang punggung bisnis dunia. Bagaimana tidak, 80% barang yang diperjualbelikan di dunia dikirim melalui jalur laut.
Kapal kontainer memiliki sejumlah manfaat, seperti dapat mengangkut lebih banyak barang dalam satu kali perjalanan, meningkatkan efisiensi perdagangan internasional, serta memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Baca juga: Apa Itu Kapal Tongkang, Fungsinya, Jenisnya, & Kelebihannya

Kapal kontainer akan melalui sejumlah tahapan, mulai dari keberangkatan hingga kedatangan. Berikut ini adalah cara kapal kontainer mengirimkan muatannya:
Perjalanan kapal kontainer dimulai saat barang dipesan dari produsen. Produsen akan berkolaborasi dengan freight forwarder untuk mengirimkan barang ke konsumen.
Freight forwarder adalah pihak yang bertugas untuk memindahkan barang lintas negara dengan moda transportasi apa pun, seperti truk, kapal, kereta, atau pesawat.
Apabila barang dikirimkan dengan kapal kontainer, konsumen membutuhkan bill of lading yang berisi informasi-informasi penting, seperti jumlah barang, deskripsinya, asal pengiriman, tujuan pengiriman, dan biaya yang dibebankan. Lebih lanjut, bill of lading juga bisa menjadi bukti kepemilikan barang.
Kontainer dari truk akan diangkut ke kapal setelah freight forwarder selesai mengurusi persyaratan administrasi serta mengatur rute pengiriman. Kontainer ini biasanya diangkut dengan derek oleh pekerja pelabuhan.
Pada saat ini pula, freight forwarder akan memberikan detail pengiriman kepada perusahaan ekspedisi. Perusahaan ini kemudian mengirimkan detail tersebut ke otoritas pelabuhan tujuan.
Setelah kontainer dimuat ke kapal, perjalanan untuk sampai ke pelabuhan tujuan dapat dimulai. Sebelum sampai ke pelabuhan tujuan, pusat dokumentasi global perusahaan ekspedisi atau kapten kapal akan memastikan bahwa otoritas pelabuhan tujuan memiliki detail penting pengiriman dan mengizinkan kapal untuk masuk.
Sesampainya kapal kontainer di pelabuhan tujuan, otoritas akan mempersiapkan area untuk kapal bersandar. Area ini biasanya sudah dilengkapi dengan derek pelabuhan dan pekerja dermaga yang siap untuk membongkar muatan.
Kemudian, pihak bea cukai akan memeriksa dokumen pengiriman setelah semua kontainer sudah diturunkan di pelabuhan. Jika informasi di kontainer cocok dengan yang ada di dokumen. Lalu, kontainer akan dibawa oleh truk ke pusat distribusi untuk kemudian dikirimkan ke alamat konsumen.
Baca juga: Apa itu Vessel? Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Kapal
Kapal kontainer dapat dikategorikan berdasarkan ukuran (Twenty-foot Equivalent Unit/TEU) dan tipenya. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
Kapal Panamax memiliki kapasitas sekitar 5.000 TEU, panjang 965 kaki, dan lebar sekitar 106 kaki. Kapal ini pertama kali dibangun pada tahun 1980-an dan disesuaikan dengan lebar asli Terusan Panama.
Kapal Feedermax memiliki kapasitas sekitar 1.000–3.000 TEU. Kapal ini melayani pengiriman dalam negeri dan pengiriman dengan jalur sempit. Kapal ini juga kerap digunakan untuk mengangkut barang yang memerlukan perlakuan khusus, seperti kargo yang tidak bisa masuk ke kontainer standar atau bahan mentah berbahaya.
Kapal Post-Panamax memiliki kapasitas sekitar 6.000–10.000 TEU. Awalnya, banyak kapal yang panjangnya lebih dari 984 kaki tidak bisa melintasi Terusan Panama pada tahun 1980-an. Itulah mengapa kapal ini dinamai Post-Panamax, terlebih setelah kapal Panamax dibangun.
Namun, karena Terusan Panama saat ini sudah diperluas, istilah Post-Panamax kini menjelaskan kapal-kapal yang lebih besar dari kapal Panamax dan tidak bisa melewati Terusan Panama lama.
Ultra Large Container Vessel (ULCV) adalah kapal kontainer besar yang berkapasitas hingga 14.000 TEU, atau bahkan lebih. Kapal ini memiliki panjang sekitar 1.312 kaki dan lebar sekitar 193,5 kaki.
Kapal ini mungkin terlalu besar untuk bisa melewati Terusan Panama, tetapi bisa transit di Terusan Suez. Kapal ini dapat terlihat di pelabuhan-pelabuhan sibuk, seperti di Eropa Utara atau Shanghai, Tiongkok.
New Panamax atau Neo Panamax adalah kapal yang didesain menyesuaikan perluasan Terusan Panama di tahun 2016. Terusan Panama yang sudah diperluas dapat dilewati oleh kapal dengan panjang lebih dari 1.300 kaki dan lebar 157 kaki. New Panamax memiliki kapasitas hingga 12.500 TEU.

Kapal kontainer umumnya memiliki derek, palka kapal, bridge, dan bagian-bagian lainnya. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya:
Demikian informasi tentang kapal kontainer yang bisa Anda pelajari. Kapal kontainer memainkan peran penting dalam transportasi barang dan bisnis dunia.
Apabila perusahaan Anda membutuhkan layanan transportasi laut untuk mengirim bahan kimia dan LPG, Anda bisa mengandalkan Chandra Asri Group! Sebagai #YourGrowthPartner, kami menyediakan layanan kapal laut melalui PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim.
Saat ini, kami memiliki sembilan kapal pengangkut berkapasitas hingga 106.650 DWT. Jumlah ini dapat meningkat di masa depan.
Jadi, percayakan kebutuhan logistik bahan kimia dan LPG perusahaan Anda pada Chandra Asri Group!
Baca juga: Mengenal Docking Kapal, Prosesnya, Fungsinya, dan Metodenya