12-08-2025
Dalam industri minyak dan gas, kapal FPSO adalah salah satu fasilitas penting, terlebih jika perusahaan tidak memiliki jaringan pipa bawah laut. FPSO atau Floating Production Storage and Offloading adalah vessel terapung yang berlokasi di dekat ladang minyak lepas pantai.
Fasilitas ini menampung minyak dan memprosesnya hingga siap dipindahkan ke kapal tanker untuk didistribusikan ke industri lain. Artikel ini membahas seluk-beluk FPSO dalam dunia pertambangan minyak, jadi simak informasinya berikut ini.
FPSO atau Floating Production Storage and Offloading adalah jenis kapal yang memproses dan menyimpan gas alam dan minyak mentah hingga akhirnya bisa dipindahkan ke kapal tanker untuk proses selanjutnya.
Kapal FPSO dapat berbentuk supertanker atau vessel yang dibangun khusus untuk menerima, memproduksi, dan menyimpan minyak mentah. Kapal ini umumnya telah dilengkapi dengan lambung ganda dan peralatan produksi sehingga dapat langsung mengolah minyak mentah setelah diterima.
FPSO menjadi salah satu elemen penting industri minyak dan gas, khususnya jika area pertambangan tidak memiliki pipa bawah tanah atau berlokasi jauh dari pantai. Menurut Statista, sebanyak 56 vessel FPSO akan beroperasi antara tahun 2022–2027 secara global.
Kapal ini umumnya akan sangat berguna untuk ladang minyak lepas pantai baru yang belum memiliki infrastruktur saluran pipa atau ladang minyak remote. Dengan keberadaan FPSO, kapal tanker tidak perlu bersandar terlalu lama di area pertambangan untuk menunggu produksi minyak bumi.
Keuntungan lainnya dari kapal FPSO adalah ketika ladang minyak sudah tak terpakai, kapal ini dapat dipindahkan ke area pertambangan yang membutuhkan. Keberadaan kapal FPSO di Indonesia pertama kali diluncurkan tahun 2024 dengan nama FPSO Marlin Natuna. Kapal ini adalah kapal tanker yang dikonversi menjadi FPSO.
Baca juga: 7 Fungsi Pelabuhan untuk Perdagangan dan Perekonomian
Kapal Floating Production Storage and Offloading memiliki sejumlah komponen yang berfungsi untuk mengolah dan menyimpan minyak bumi, di antaranya:
Geladak atas adalah tempat produksi karena berisi peralatan-peralatan, seperti kompresi gas, pengolahan air, dan lain sebagainya. Di geladak atas juga terdapat ruang kendali, dek helikopter, dan ruang personel.
Risers adalah saluran yang berfungsi untuk memindahkan gas dan cairan dari sumur bawah laut ke kapal. Komponen ini membantu FPSO untuk bergerak lateral atau vertikal karena risers menyerap gerakan yang dapat memengaruhi posisi kapal.
Sistem penambatan berfungsi untuk menahan kapal dari terpaan gelombang dan angin sehingga tidak mengganggu proses produksi. Sistem penambatan kapal yang umumnya terpasang di kapal ini adalah tali tambatan, konektor, dan jangkar.
Turret adalah komponen yang berfungsi untuk mengikuti arus air laut dan arah angin. Elemen ini terhubung dengan dasar laut sehingga kapal tetap stabil meskipun terombang-ambing oleh arus dan angin.
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan minyak mentah sebelum dipindahkan ke kapal tanker. Biasanya, tangki penyimpanan terletak di lambung kapal.
Sistem ini memindahkan minyak mentah dari tangki penyimpanan ke kapal tanker menggunakan pipa lentur. Setelah dipindahkan ke kapal tanker, minyak akan dipindahkan ke angkutan darat.
Sistem pembangkit daya berfungsi untuk memasok listrik sehingga seluruh alat dapat berfungsi dengan optimal. Sistem ini biasanya ditenagai oleh gas alam, diesel, atau gas yang dihasilkan dari proses pemisahan hidrokarbon.
Cara kerja kapal FPSO dimulai dengan menerima hidrokarbon dari pipa bawah laut. Hidrokarbon akan dipisahkan sehingga menghasilkan air, gas, dan minyak. Senyawa ini kemudian berpindah ke saluran inlet produksi yang terdiri dari peralatan pemisah gas, air, dan minyak.
Minyak mentah yang sudah dipisahkan akan disimpan ke dalam tangki. Tangki ini akan dipindahkan ke kapal tanker untuk didistribusikan ke industri lain, disalurkan ke fasilitas penyulingan, dijadikan bahan bakar kapal, atau dijadikan bahan bakar pembangkit listrik.
Baca juga: Apa Itu Pengembangan Sumber Daya Air dan Mengapa Penting?
Kapal FPSO kini semakin populer karena dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan menggunakan platform minyak lepas pantai konvensional. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu membangun infrastruktur pipa saluran dan fasilitas pengolahan minyak bumi berkat peralatan pengolahan yang terpasang di kapal.
Kapal ini cocok untuk berbagai kedalaman air, dapat beradaptasi dengan kondisi alam, serta didesain khusus untuk bisa tetap stabil di lokasi hingga 20 tahun atau lebih. Fleksibilitas inilah yang membuat kapal ini semakin diminati perusahaan minyak dan gas.
Lebih lanjut, kapal ini memiliki kapasitas dan keamanan yang lebih baik dibandingkan fasilitas konvensional. Kapal FPSO juga dapat dipindahkan dari satu ladang minyak ke ladang lainnya sehingga proses operasional dapat lebih efisien.
FPSO kerap dibandingkan dengan FSO atau Floating Storage and Offloading. Lantas, apa perbedaan FPSO dan FSO? FPSO berfungsi untuk mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan minyak dan gas. Sementara itu, FSO hanya berfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikannya.
Kemudian, FPSO memiliki fasilitas yang lebih rumit karena memiliki fasilitas pengolahan minyak mentah di atas kapal. Karena FSO tidak mengolah minyak mentah, fasilitas kapal ini pun lebih sederhana.
Lebih lanjut, FPSO memerlukan biaya operasional yang lebih tinggi karena perlu merawat fasilitas pengolahan, sedangkan FSO memiliki biaya operasional yang lebih rendah karena fungsi utamanya adalah menyimpan dan mentransportasikan minyak mentah.
Demikian informasi tentang FPSO, termasuk manfaat dan komponennya. Kapal ini memiliki peranan penting dalam proses pengolahan dan distribusi minyak bumi serta gas.
Berkaitan dengan distribusi minyak bumi dan gas alam, Chandra Asri Group melalui PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim menyediakan solusi logistik dengan 9 kapal pengangkut bahan kimia dan gas dengan kapasitas hingga 106.650 DWT. Jumlah ini dapat meningkat seiring berjalannya waktu.
Tidak hanya kapal, Chandra Asri Group juga mengelola logistik darat melalui PT SCG Barito Logistics dan PT Chandra Cold Chain. Layanan ini termasuk transportasi antarpulau, layanan angkutan laut, sarana ekspor dan impor, serta bea cukai. Saat ini, kami memiliki 155 unit truk beserta gudang di wilayah Jawa dan Cilegon.
Jadi, percayakan logistik bahan kimia dan gas alam pada Chandra Asri Group!
Baca juga: Dermaga: Definisi, Jenis, Fungsi, & Bedanya dengan Pelabuhan