10-03-2025
Saat ini, telah banyak upaya pengolahan sampah plastik yang dapat dilakukan, mulai dari yang paling sederhana seperti membuat celengan dari botol plastik hingga tingkat lanjutan seperti membuat aspal plastik.
Terkait aspal plastik, Kementerian PUPR telah menggalakkan solusi aspal plastik di Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menciptakan inovasi campuran aspal yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Artikel ini mengupas tuntas pemanfaatan aspal plastik di Indonesia. Jadi, simak informasinya hingga akhir!
Aspal plastik adalah campuran aspal yang mengandung cacahan plastik sehingga aspal menjadi tahan deformasi. Cacahan plastik pada aspal juga meningkatkan kekuatan aspal sehingga lebih tahan retakan.
Tidak hanya itu, aspal plastik juga turut melestarikan lingkungan. Hal ini penting karena menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, lebih dari 10 juta ton sampah atau 38,93% dari total sampah belum terkelola dengan baik.
Jadi, pemanfaatan aspal plastik bisa menjadi salah satu metode pengelolaan sampah yang dapat dilakukan agar sampah tidak terus menumpuk. Umumnya, plastik yang digunakan sebagai campuran adalah plastik HDPE (kantong plastik) dan plastik PET (botol plastik).
Agar bisa menjadi campuran aspal, plastik akan dicacah menjadi potongan kecil, lalu dicampur dengan aspal panas sehingga menghasilkan campuran aspal yang lebih tahan lama dan kuat.
Meskipun cukup inovatif, aspal plastik adalah inovasi baru di dunia konstruksi. Teknologi ini ditemukan pertama kali di India pada awan tahun 2000-an oleh Dr. R. Vasudevan yang merupakan seorang profesor kimia sebuah perguruan tinggi di India.
Vasudevan menemukan bahwa cacahan plastik yang dicampurkan ke aspal panas dapat meningkatkan kualitas jalan serta ketahanan terhadap beban berat, suhu ekstrem, dan air. Akhirnya, inovasi ini terus berkembang hingga ke negara lain, termasuk Indonesia.
Baca juga: Energi Baru Terbarukan (EBT): Pengertian dan Indikatornya
Bahan campuran aspal plastik bisa diambil dari berbagai macam plastik, seperti HDPE, LDPE, PET, dan PU. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya:
Jenis plastik ini cukup umum untuk digunakan sebagai campuran aspal. Bahkan, plastik HDPE digunakan Kementerian PUPR untuk mengembangkan aspal plastik. Contoh plastik HDPE adalah kantong kresek.
LDPE adalah jenis plastik yang terbuat dari minyak bumi dan merupakan termoplastik sehingga dapat melunak saat dipanaskan dan kembali mengeras saat didinginkan. Selain itu, LDPE memiliki titik leleh yang rendah sehingga mudah untuk dicampurkan dengan aspal panas.
PET juga merupakan termoplastik dan dapat menjadi campuran aspal panas. Biasanya, PET digunakan untuk membuat botol plastik, wadah makanan, kemasan minuman, dan toples makanan.
Poliuretan adalah jenis plastik yang dapat dibentuk sedemikian rupa berkat fleksibilitasnya. Contoh plastik PU adalah komponen otomotif dan busa furnitur.
Terkait pembuatan aspal dari plastik, Chandra Asri Group sebagai salah satu perusahaan solusi bahan kimia yang turut andil pada pembuatan aspal plastik menjabarkan prosesnya sebagai berikut:
Baca juga: Metode Pengolahan Air Limbah, Bagaimana Cara Melakukannya?
Inovasi aspal ini memberikan sejumlah kelebihan yang membuatnya lebih unggul dari aspal konvensional, seperti:
Aspal plastik lebih tahan terhadap retakan dan deformasi karena plastik memberikan kelenturan dan fleksibilitas pada aspal. Alhasil, aspal plastik menjadi lebih tahan lama dan awet sehingga dapat digunakan secara jangka panjang dengan biaya pemeliharaan yang lebih murah.
Pemanfaatan aspal plastik juga membantu mengurangi sampah plastik di lingkungan dan tempat pembuangan akhir. Inovasi ini juga mendukung konsep ekonomi sirkular yang memperpanjang masa hidup sebuah produk.
Air adalah salah satu penyebab kerusakan aspal pada jalan raya. Dengan campuran plastik, aspal memiliki ketahanan terhadap air yang lebih baik sehingga risiko jalanan rusak akibat banjir dan hujan bisa lebih rendah.
Umumnya, aspal plastik memiliki stabilitas yang lebih tinggi karena memiliki ketahanan terhadap cuaca ekstrem yang lebih baik daripada aspal konvensional.
Proses pembuatan aspal plastik menghasilkan lebih sedikit emisi karbon jika dibandingkan dengan aspal konvensional. Aspal plastik juga memanfaatkan proses daur ulang sampah plastik sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Proses awal pembuatan aspal plastik mungkin membutuhkan lebih banyak biaya, tetapi ketika sudah dimanfaatkan di jalanan, aspal akan lebih tahan lama sehingga perawatannya lebih minim. Hal ini tentu menghemat biaya perawatan dan penggantian untuk jangka panjang.
Meskipun merupakan inovasi baru dalam dunia konstruksi jalan, pemanfaatan aspal plastik telah diimplementasikan di beberapa jalanan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan aspal plastik Chandra Asri Group yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut dan Yayasan Bakti Barito.
Di tahun 2022–2023, kolaborasi tersebut menghasilkan ruas jalan yang dilapisi aspal plastik. Bahkan, aspal plastik telah terpasang lebih dari 120 km di jalanan di Indonesia.
Tidak hanya inisiatif pemasangan aspal plastik, Chandra Asri Group juga mengembangkan franchise produk pendukung aspal plastik bernama CIRCLOⓇ.
CIRCLOⓇ terbuat dari cacahan plastik serta dikembangkan untuk memberdayakan pelaku daur ulang lokal dan pelapak agar bisa memproduksi bahan baku campuran aspal yang sesuai standar.
Chandra Asri Group juga memberikan pendampingan teknis kepada asphalt mixing plant (AMP) dan kontraktor agar bisa mencampurkan cacahan plastik dengan aspal dan dapat memanfaatkannya untuk aspal jalanan.
Itulah informasi seputar aspal plastik yang dapat Anda pelajari. Inovasi ini dapat menjadi salah satu jalan untuk mengolah sampah plastik dengan bijak sembari meningkatkan kualitas aspal dan jalan di Indonesia
Baca juga: ESG (Environmental, Social, and Governance) & Penerapannya