23-01-2025
Jika berbicara tentang model ekonomi, Anda mungkin sudah familiar dengan model linear, di mana sebuah produk dibuat, dikonsumsi, dan berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun, model tersebut tidak berkelanjutan untuk jangka panjang.
Itulah mengapa muncul ekonomi sirkular, sebuah model ekonomi yang dapat memperpanjang siklus hidup sumber daya, produk, atau bahan baku sehingga dapat digunakan secara jangka panjang.
Lantas, apa itu ekonomi sirkular dan mengapa model ini penting? Artikel ini akan mengupas tuntas konsep ekonomi sirkular. Jadi, simak penjelasannya hingga akhir!
Ekonomi sirkular adalah model ekonomi yang memaksimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan limbah. Tentunya, konsep ini berbeda dengan ekonomi linear yang berprinsip “ambil, pakai, buang” karena ekonomi sirkular berfokus pada memperpanjang daur hidup sebuah produk agar bisa memiliki nilai guna dalam waktu yang lama.
Model ekonomi ini memiliki sebuah siklus di mana produk yang telah dibuat kemudian digunakan oleh konsumen. Selanjutnya, produk tidak langsung dibuang, tetapi digunakan kembali atau didaur ulang menjadi bahan baku produksi.
Alhasil, model ini dapat mengurangi limbah dan sampah yang berada di tempat pembuangan akhir. Hal ini penting karena menurut Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 31,9 juta ton timbunan sampah nasional per 24 Juli 2024. Bahkan, 11,3 juta tonnya tidak terkelola dengan baik.
Itulah mengapa ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi pengurangan limbah dan sampah di Indonesia dan dunia. Ekonomi sirkular menciptakan alur berputar tertutup yang digunakan untuk mencapai tiga hal utama, yaitu:
Baca juga: Kontribusi Chandra Asri kepada Lingkungan dan Masyarakat Meraih 2 Penghargaan Sekaligus
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ekonomi sirkular penting untuk mengurangi limbah dan menjaga masa hidup produk yang digunakan. Artinya, model ekonomi ini penting untuk keberlanjutan.
Dalam membuat sebuah produk, sumber daya alam dimanfaatkan dan angka permintaannya terus meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan, ekstraksi sumber daya alam telah meningkat tiga kali lipat sejak 1970.
Sayangnya, proses ekstraksi dan pengolahan sumber daya alam berkontribusi setengah dari total emisi gas rumah kaca global dan lebih dari 90% kehilangan keanekaragaman hayati.
Dengan memperpanjang daur hidup sebuah produk, Anda turut mengurangi kebutuhan ekstraksi dan pengolahan sumber daya alam. Alhasil, emisi gas rumah kaca akibat proses pengolahan sumber daya alam menjadi produk dapat dikurangi.
Tidak hanya itu, penerapan ekonomi sirkular juga memberikan segudang manfaat, di antaranya:
Baca juga: Kurangi Bahaya Metan Lewat Bantuan Mesin Cacah Sampah Organik
Kini Anda telah memahami definisi dan manfaat ekonomi sirkular. Namun, untuk beralih dari model ekonomi linear ke sirkular, dibutuhkan perubahan yang harus didukung berbagai pihak. Berikut ini adalah beberapa cara menerapkan ekonomi sirkular yang dapat dilakukan oleh individu dan industri:
Cara yang pertama adalah membuat desain yang berkelanjutan. Produk yang dibuat harus mudah dibongkar agar bisa diperbaiki dan didaur ulang, memiliki kualitas yang baik agar berumur panjang, dan memiliki beragam fungsi agar terus dapat dimanfaatkan.
Cara selanjutnya adalah memilah sampah sebelum dibuang sesuai jenisnya, seperti sampah organik dan anorganik.
Ketika sampah organik dan anorganik berkumpul, akan lebih sulit didaur ulang karena kedua sampah tersebut memiliki karakteristik dan metode daur ulang yang berbeda. Jadi, proses ini penting agar sampah bisa didaur ulang dengan maksimal sesuai dengan jenisnya.
Setelah dipilah sesuai jenisnya, Anda bisa mendaur ulangnya. Sampah organik seperti sisa makanan dan sayur busuk bisa didaur ulang menjadi kompos. Kemudian, sampah anorganik seperti botol bekas bisa didaur ulang menjadi ecobrick.
Bahkan, Anda bisa mendaur ulang sampah anorganik dengan pengolahan yang lebih advance agar bisa menjadi bahan baku produk baru.
Sebagai contoh, Chandra Asri Group berhasil mendaur ulang sampah plastik menjadi aspal plastik yang telah digunakan sepanjang lebih dari 120 km di jalanan di Indonesia serta mengolah sampah plastik menjadi minyak pirolisis yang kemudian disebarkan ke nelayan di Cilegon agar bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar kapal.
Cara selanjutnya adalah memperpanjang masa hidup produk dengan menyediakan layanan perbaikan untuk produk yang rusak, menggunakan kembali produk yang sudah usang, serta memperbarui produk agar seperti baru.
Untuk industri yang hendak menerapkan ekonomi sirkular, perlu untuk membangun kolaborasi yang kuat dengan pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat. Dengan begitu, Anda dapat mengembangkan produk berkelanjutan dan mengajak masyarakat untuk mendukung bisnis yang menerapkan ekonomi sirkular.
Upaya ini juga dilakukan oleh Chandra Asri Group yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon. Kerja sama ini berfokus pada program edukasi pengelolaan sampah berkelanjutan serta prinsip ekonomi sirkular ke SMPN 7 Kota Cilegon.
Harapannya, akan semakin banyak generasi muda yang memiliki kesadaran akan lingkungannya dan pentingnya mengelola sampah dengan baik.
Kabar baiknya, beberapa perusahaan di Indonesia telah menerapkan ekonomi sirkular, salah satunya Chandra Asri Group. Chandra Asri Group adalah sebuah perusahaan solusi energi, infrastruktur, dan kimia terkemuka di Asia Tenggara yang telah mengadopsi pendekatan sirkularitas ganda.
Perusahaan ini berfokus untuk meningkatkan pengolahan limbah serta penggunaan material di lingkungan masyarakat. Beberapa upaya penerapannya adalah sebagai berikut:
Chandra Asri Group menerapkan beberapa strategi pengintegrasian prinsip ekonomi sirkular serta pengolahan limbah sebagai berikut:
Selain pengintegrasian prinsip ekonomi sirkular, Chandra Asri Group juga berinvestasi pada unit pengumpulan minyak jelantah milik TUKR.
TUKR mengumpulkan minyak bekas masak dari hotel, mitra, dan restoran yang ada di Indonesia untuk kemudian diolah oleh Biofront di Singapura. Upaya ini penting untuk pengembangan produksi bahan bakar ramah lingkungan serta mendukung tujuan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.
Chandra Asri Group juga mengembangkan franchise produk pendukung aspal plastik yang terbuat dari cacahan kantong plastik, yaitu CIRCLOⓇ.
Adanya franchise milik Chandra Asri Group ini dapat memberdayakan pelapak dan pelaku daur ulang lokal untuk memproduksi bahan baku campuran aspal terstandardisasi sehingga memudahkan pengolahan aspal di daerah-daerah di Indonesia.
Tidak hanya mengembangkan bisnis CIRCLOⓇ , Chandra Asri Group juga memberikan pendampingan teknis kepada pelapak dan pelaku daur ulang lokal yang hendak bermitra melalui franchise CIRCLOⓇ agar dapat membuat cacahan plastik kresek yang sesuai dengan spesifikasi standar PUPR.
Lebih lanjut, pendampingan juga dilakukan ke kontraktor atau asphalt mixing plant (AMP) untuk memberi edukasi proses pencampuran aspal dengan cacahan plastik yang sudah diproduksi oleh pelapak atau pelaku daur ulang lokal melalui ekosistem pengumpulan sampah plastik.
Itulah informasi tentang ekonomi sirkular yang perlu Anda ketahui. Dengan menerapkan model ekonomi ini, jumlah limbah yang dihasilkan dapat ditekan, lingkungan dapat lebih lestari, dan ekosistem dapat kembali hidup.
Baca juga: Mengenal Bahan Sintetis, Karakteristik dan Jenisnya